Kamis, 27 Januari 2011

Komparasi Puli Racing Buat Yamaha Mio Bore-up 150 cc

Saat ini bagi cowok pengguna Yamaha Mio, upgrade mesin dari 110 cc menjadi 150 cc merupakan hal yang lumrah. Pasalnya pilihan pembengkakan kapasitas mesin lebih dari 35% itu, sudah banyak yang melakukan. Bukan hanya untuk kebutuhan balap, bore-up 150 cc juga dilakukan pada motor harian.

Untuk dapat hasil bore-up yang maksimal, urusannya enggak melulu di bagian silinder blok dan head. "Bagian penggerak alias CVT juga mesti dapat perhatian lebih. Kalau dibiarkan standar, maka hasilnya akan terasa kurang maksimal," terang Harry Anggi, mekanik matic shop R59 di Ciputat, Tangerang.

Bagian yang namanya primary sliding shave (puli, red), biasanya oleh mekanik diusulkan untuk diganti produk racing. Alasannya dengan menggunakan puli racing, power mesin Mio bore-up jadi lebih ngisi. "Itu bila dibanding dengan pasang puli standar," ungkap mekanik baru 4 tahun ngulik mesin skutik ini.

Saat ini di pasaran banyak beredar puli dengan stempel racing. Bila dilihat secara kasatmata, fisik masing-masing produk tersebut enggak ada bedanya. Namun namanya beda merek, pasti lain racikan.

Nah untuk bisa tahu berapa besar kesaktian puli-puli racing tersebut, kita coba untuk mengomparasinya. Ada 3 merek (CLD, Kawahara & TDR) yang diambil secara acak di pasaran untuk dites. Agar didapat data (power dan torsi) yang valid, pengetesan dilakukan dengan mesin dynojet milik tim balap BRT (Bintang Racing Team) di Cibinong, Jabar.
"Tes dilakukan secara bergantian. Saat dipasang salah satu produk kontestan, mesin Mio digeber 5 kali. Hasil tertinggi dipakai sebagai data pengetesan," ucap Suar, mekanik BRT yang juga operator mesin dyno.

Sementara Mio yang dipakai sebagai alat tes, kapasitas mesinnya sudah 155,5 cc (pakai piston 58,8 mm). Saat melakukan pengetesan, rollernya pakai merek Kawahara dengan ukuran berat 10 gram. Hasil pengetesannya sebagai berikut

CLD


Dibanderoli Rp 250 ribu dan termasuk pendatang baru. Enggak ada ciri khusus yang pada tampilan luar part racing ini. Namun pada bagian dalamannya, terdapat slider berwarna hitam dengan tulisan Racing-High Performace Cam. Masih di bagian yang sama, plastic slider guide-nya dibuat dengan warna merah.

Saat dites, power asli Mio yang 8,20 dk/6.700 rpm naik sampai 8,35 dk/6.200 rpm. Sementara torsi yang bisa dikail 10,22 Nm/5.700 rpm (standar 9,53 Nm/5.700 rpm)

KAWAHARA

Di pasaran, puli ini ditawarkan dalam 2 tipe (K1 & K2). Untuk keperluan komparasi kali ini, yang dites puli Kawahara tipe K1. Ciri khas puli yang dipatok dengan harga Rp 275 ribu ini, terdapat pada permukaannya (ada grafir Kawahara Racing).

Sementara di sisi dalamnya, dari mulai slider, plastic slider dan coakan rollernya berwarna hitam. Setelah digas di atas mesin dyno, catatan tenaga Mio 8,68 dk/6.300 rpm (standar 8,20 dk/6.700 rpm) dan torsinya 10,18 Nm/5.900 rpm (standar 9, 53 Nm/5.700 rpm)

TDR

Di antara 2 kontestan lain, puli ini harganya paling mahal (Rp 410 ribu). Namun bila dilihat dari catatan pengetesannya, power Mio bore-up yang jadi alat peraga terdongkrak sampai 9,00 dk/6.700 rpm dari standarnya yang 8,20 dk/6.700 rpm (torsi 9,91 Nm/6.200 rpm dari standar 9,53 Nm/5.700 rpm).

Buat yang tertarik dengan produk ini, ciri fisik paling kentara di bagian rumah roller. Warna emas dengan tulisan TDR warna putih jadi ciri bagian ini. Bagian slider berwarna silver galvanized, dengan plastik warna hitam


Power/RPM Torsi/RPM
Standar 8,20 dk/ 6.700 rpm 9,53 nm / 5.700 rpm
CLD 8,35 dk / 6.200 rpm 10,22 nm / 5.700 rpm
Kawahara 8,68 dk / 6.300 rpm 10,18 nm / 5.900 rpm
TDR 9,00 dk / 6.700 rpm 9,91 nm / 6.200 rpm
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar